PEMAHAMAN, SIKAP DAN RESPON SISWA TERHADAP PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN WIDYATAMA
DI SD NEGERI KARANGRAU UPK SOKARAJA
Oleh : AYU TIYADINIGSIH
NIM : 021504643
Program Studi : S1 Ilmu Perpustakaan
Universitas Terbuka
Karya Ilmiah Mahasiswa (Karil)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pemahaman, sikap, dan perilaku terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah di SD
Negeri Karangrau UPK Sokaraja. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Populasi adalah semua siswa SD Negeri
Karangrau UPK Sokaraja. Sampel penelitian adalah siswa
kelas IV sampai dengan VI
dengan menggunakan teknik sampel secara rumpun. Teknik pengumpulan data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Data yang telah
dikumpulkan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa dari segi aspek kognitif siswa SD
Negeri Karagrau UPK Sokaraja bahwa (1) siswa telah memahami tentang keberadaan
dan fungsi perpustakaan (2) siswa telah mengetahui koleksi buku didalam
perpustakaan. Dari segi aspek afektif (perasaan) siswa SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja bahwa (1)
siswa merasa senang berkunjung ke perpustakaan (2) siswa merasa tidak nyaman
saat membaca didalam perpustakaan (3) siswa merasa puas dengan pelayanan dan
keramahan petugas perpustakaan. Dari segi aspek psikimotor
(kecenderungan bersikap )
siswa SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja (1) siswa telah aktif melakukan
peminjaman bahan pustaka di perpustakaan (2) siswa telah bersikap disiplin
dengan mematuhi tata tertib di perpustakaan.
Kata kunci : perpustakaan sekolah, pemahaman, sikap, perilaku
PENDAHULUAN
Pendidikan pada Sekolah Dasar
merupakan salah satu landasan penting bagi pembentukan kepribadian dan
keberhasilan para siswa dalam menempuh ilmu guna pembangunan bangsa dimasa yang
akan datang. Pendidikan dan pembelajaran akan sangat menentukan bagaimana
kedepan seseorang mampu berperan dan mempunyai daya saing dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45
disebutkan bahwa :“Setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasaan intelektual, sosial
emosional, dan kejiwaan peserta didik.”
Berdasar undang-undang tersebut
diatas, Sekolah
Dasar yang mampu menciptakan para siswa yang berprestasi pastinya di dukung
oleh para tenaga pendidik yang sesuai standart pendidikan, didukung oleh para
tenaga kependidikan yang kompeten dalam bidangnya dan juga sarana prasana yang
memadai sesuai standart pelayanan minimum. Disekolah, selain guru yang bertugas
mentrasfer ilmu pada siswa ada juga tenaga kependidikan yang membantu siswa
dalam melengkapi bahan pelajarannya yaitu pustakawan. Pustakawan membantu siswa
dalam hal pengadaan, pengolahan, pendayagunaan dan penyebaran bahan
perpustakaan.
Selain
belajar didalam kelas, siswa pun belajar diluar kelas, salah satu saran
prasarana sekolah yang digunaan siswa untuk belajar adalah perpustakaan. Sutarno
(2006:40) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan
fasilitas penyelengaraan pendidikan yang merupakan salah satu kompenen
pendidikan, yang dimana perpustakaan memiliki tugas menunjang proses pendidikan
dengan menyediakan bahan -bahan bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah dan
ilmu pengetahuan tambahan lainnya.
Untuk mencapai prestasi yang
maksimal maka antara guru, siswa dan tenaga kependidikan khususnya pustakawan
memiliki hubungan erat yang akan saling melengkapi jika semua berjalan dengan
efektif dan efisien. Namun dengan melihat kondisi sekarang ini bahwasanya
teknologi digital memudahkan kita semua dalam mengakases informasi apapun,
kapanpun dan dimanapun, bagaimana dengan perpustakaan ?
Adanya kemudahan akses internet, masihkah siswa sekolah mengunjungi
perpustakannya. Melihat banyaknya siswa pada setiap sekolah yang masih kurang
menyadari dan memahami, bersikap tidak peduli tentang pentingnya perpustakaan
sekolah sebagai sarana yang menunjang keberhasilan jalannya proses belajar
mengajar, perpustakaan sebagai tempat penyedia informasi, baik informasi itu
digunakan untuk saat ini ataupun digunakan pada masa yang akan datang.
Perpustakaan yang sebenarnya tidak terbatas pada perpustakaan sekolah saja,
namun ada perpustakaan daerah, perpustakaan desa atau pun perpustakaan keliling
dapat turut berperan dalam rangka menumbuhkan semangat minat baca para siswa
yang diharapkan siswa tersebut semakin cerdas dan trampil dalam menghadapi
tuntutan jaman, dan mampu mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh
bapak/ibu guru dengan baik setelah memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada
diperpustakaan.
Pemahaman sikap dan perilaku siswa
terhadap pemanfaat perpustakaan sekolah menjadi suatu yang sangat mutlak. Karena perpustakaan merupakan sumber atau sarana
kegiatan belajar mengajar dan pusat penyedia informasi yang dapat menjalankan
peran dan fungsinya dalam suatu lembaga pendidikan, khususnya pada lembaga
pendidikan sekolah dasar. Tetapi saat ini masih banyak perpustakaan sekolah
khususnya perpustakaan sekolah dasar belum memadai sarana dan prasarananya
dalam mendukung proses belajar mengajar, koleksinya masih terbatas, anggaran
untuk pengadaan bahan pustaka terbatas atau sama sekali tidak ada, pengelola
perpustakaan yang ada belum professional. Hubungan antara pustakawan dan
pengguna pun mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perpustakaan.
Bagaimana sikap pustakawan saat melayani para pengguna, saat menyediakan bahan
rujukan dan saat membantu menjawab pertanyaan dari para pengguna perpustakaan.
Begitu besar peranan perpustakaan sekolah terhadap minat baca dan prestasi
siswa, maka tenaga pendidik, orangtua dan tenaga kependidikan yaitu pustakawan
mempunyai peranan yang begitu penting dalam mengarahkan dan mensosialisasikan
kepada para peserta didik, anak-anaknya dan pemustaka tentang keberadaan dan
pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber informasi dan ilmu, sebagai sarana
belajar yang menyenangkan dan memberikan pemahamanm perilaku serta sikap
bagaiman memanfaatkan perpustakaan tersebut dengan baik dan benar.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan observasi dengan merumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana pemahaman,
sikap dan perilaku siswa terhadap perpustakaan widyatama di SD Negeri Karangrau
UPK Sokaraja. Adapaun tujuan dalam observasi ini untuk mengetahui pemahaman, sikap dan perilaku siswa terhadap
pemanfaatan perpustakaan Widyatama di SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja.
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan observasi
penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu bertujuan untuk mengetahui gambaran
tentang pemahaman, sikap dan perilaku siswa terhadap pemanfaatan perpustakaan
sekolah di SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja. Populasi dalam observasi ini adalah semua siswa
yang ada di sekolah SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja sebanyak 198 orang siswa.
Pengambilan sampel dilakukan secara rumpun (claster sample) yaitu semua siswa
mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel bukan sebagai individu, akan
tetapi sebagai kelompok dalam kelas. Sehingga dalam observasi ini terdapat 92 orang
siswa yang terdiri dari siswa kelas IV sampai dengan VI. Dalam observasi digunakan 3 teori
respon yaitu kognitif (pemahaman), afektif (perasaan), psikimotor
(kecenderungan). Data
didapat dengan cara melakukan observasi, interview (wawancara) dan
didokumentasi atau kepustakaan serta dianalisis dengan menggunakan statistik menentukan prosentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perpustakaan
sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi dan sumber belajar semestinya
menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelayanan baik dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan masyarakat pada umunya. Demikian juga perpustakaan sekolah
didirikan dengan tujuan selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar
perpustakaan sekolah juga diharapkan bisa dan dapat digunakan sebagai sarana
untuk menumbuhkan kedisipilinan bagi para siswa.
Berdasarkan
hasil observasi
yang dilakukan penulis, dapat memberikan gambaran tentang pemahaman, sikap dan
perilaku siswa terhadap pemanfaatan perpustakaan di SD Negeri Karangrau UPK
Sokaraja dengan menggunakan beberapa indikator respon kognitif ( pemahaman ),
afektif ( perasaan ), psikimotor (kecenderungan bertindak) dalam memanfaatkan
perpustakaan sekolah serta dapat diukur dengan melalui pernyataan seperti
paham/tidak paham, senang/tidaksenang, rutin/jarang.
Indikator
tentang respon kognitif (pemahaman) siswa terhadap perpustakaan meliputi : penelitian terhadap siswa
mengetahui atau tidak adanya perpustakaaan dalam sekolah, penelitian paham atau
tidak siswa terhadap fungsi perpustakaan, penelitian terhadap paham atau tidak
apa saja koleksi buku dalam perpustakaan.
Hal
ini dapat dilihat dari data penelitian yang menunjukan bahwa dari 92 orang
siswa (kelas IV, V dan VI) yang paling besar tanggapannya adalah kategori paham
yaitu sebanyak 100%
atau 92 orang siswa mengetahui jika dalam sekolahnya terdapat perpustakaan.
Pemahaman siswa terhadap fungsi
perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar disekolah didapat data
penelitian yang menunjukan 95,56% atau 88 orang siswa memahami peranan
perpustakaan dan yang belum memahami hanya berkisar 4,34% atau 4 orang siswa.
Penelitian terhadap mengetahui atau tidak mengetahui apa saja koleksi buku
perpustakaan didapatkan data bahwa 86,96% atau 80 orang siswa mengetahui
koleksi buku perpustakaan dan 13,04% atau 12 orang siswa tidak mengetahui
koleksi buku perpustakaan. Dari hasil observasi tersebut diatas diperoleh data bahwa secara respon
kognitif (pemahaman) siswa terhadap perpustakaan dan koleksi perpustakaan di SD
Negeri Karangrau UPK Sokaraja pada umumnya sudah paham, akan tetapi dengan
masih adanya beberapa siswa yang belum memahami fungsi dan koleksi
perpustakaan. Pemahaman siswa mengenai fungsi
dan koleksi perpustakaan bisa
didapat tidak hanya dari sekolah namun juga dari lingkungan yaitu orangtua dan
masyarakat.
Perpustakaan
sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan
proses belajar mengajar disekolah. Indikasi manafaat tersebut tidak hanya
berupa tingginya prestasi siswa-siswi, tetapi lebih jauh lagi, antara lain
adalah siswa-siswa mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi,
siswa-siswa terbiasa belajar mandiri, siswa-siswi terlatih karena tanggung
jawab, siswa-siswa selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan sebagainya.
Indikator tentang respon afektif (perasaan)
siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan atau
sebagai sumber belajar mengajar disekolah meliputi perasaan siswa yang merasa senang dan tidak merasa
senang saat berkunjung ke perpustakaan, perasaan siswa nyaman atau tidak nyaman
selama berada didalam perpustakaan, dan respon siswa terhadap pelayanan dari
pustakawan. Hasil observasi langsung memberikan gambaran bahwa sikap siswa
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah di SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja
bervariasi. Dari hasil penelitian
didapat data bahwa frekuensi siswa yang senang berkunjung ke perpustakaan sebanyak
81,53% atau 75 orang siswa merasa senang saat berkunjung ke perpustakaan dan
sisanya 18,47% atau 17 oarng siswa tidak senang saat berkunjung ke
perpustakaan. Data yang didapat lebih banyak siswa yang merasa senang karena
saat berkunjung ke perpustakaan para siswa dapat menemukan buku atau informasi
yang mereka cari. Sedangkan sisanya karena siswa tidak merasa senang karena
mereka lebih senang menghabiskan waktu nya untuk istirahat.
Ditinjau
dari respon afektif kenyamaan saat berkunjung diperpustakaan didapat data bahwa
65,21% atau 60 orang siswa merasa tidak nyaman berada didalam perpustakaan dan 34,79% atau
32 orang siswa merasa nyaman
diperpustakaan. Dari hasil tersebut didapat data yang cukup tinggi tentang
ketidak nyamanan siswa didalam perpustakaan. Hal ini disebabkan karena didalam
perpustakaan di SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja belum adanya pendingin ruangan
(kipas angin atau AC) sehingga siswa sering merasakan panas ketika berada
didalam ruang perpustakaan dan karena penerangan atau pencahayaan lampu yang
ada diruang perpustakaan masih kurang.
Dalam interaksi siswa dengan petugas
perpustakaan didapat data yang baik dimana 95 % atau 82 orang siswa merasa puas
dengan keramahan pelayanan dari petugas perpustakaan dan 5% atau 10 orang siswa
yang merasa tidak puas dengan pelayanan petugas perpustakaan. Dari data diatas
lebih banyak siswa yang merasa puas dengan pelayanan petugas perpustakaan
karena mereka merasa terbantu oleh petugas saat mereka kesulitan menemukan
bahan bacaan yang mereka cari dan kemampuan petugas perpustakaan dalam
memberikan jawaban terhadap pertanyaan para siswa jika pertanyaan para siswa
tidak terdapat dapat koleksi perpustakaan.
Dari penelitian terhadap respon
afektif (perasaan) maka diperoleh
data
bahwa siswa merasa senang saat memanfaatkan perpustakaan widyatama di SD Negeri
Karangrau UPK Sokaraja. Dan sudah terjalin hubungan yang baik antara siswa dan
tenaga perpustakaan ini dibuktikan dengan prosentase yang baik terhadap
pelayanan petugas perpustakaan. Namun dalam kenyamaan siswa saat berada didalam
perpustakaan tidak bisa dipungkiri bahwa ketidak nyamanan ini dapat
mempengaruhi prosentase kunjungan siswa, namun perbaikan dalam hal fasilitas
dalam perpustakaan bergantung juga pada dana anggaran BOS yang untuk
perpustakaan alokasinya hanya 15% dari dana BOS. Dan biasanya itu hanya
peruntukan penambahan koleksi perpustakaan, bukan untuk pengembangan sarana
prasarana didalam perpustakaan itu sendiri.
Indikator selanjutnya tentang respon
psikimotor (kecenderungan bersikap ) siswa terhadap perpustakaan adalah respon
atau reaksi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana
pendidikan atau merupakan sumber belajar mengajar disekolah. Penelitian
ini meliputi : penelitian tentang keaktifan siswa dalam mengunjungi
perpustakaan dengan variasi selalu berkunjung, jarang berkunjung dan sama
sekali tidak berkunjung. Berdasar data hasil penelitian menunjukan bahwa pada
umumnya siswa selalu datang berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Karangrau
UPK Sokaraja dimana data frekuensi paling banyak adalah yang selalu berkunjung
dengan prosentase sebanyak 82,60% atau 76 siswa. Siswa yang jarang berkunjung
ke perpustakaan dengan hasil 17,40% atau 16 orang siswa, ini disebabkan karena
siswa merasa jika tidak mendapat tugas dari guru maka tidak perlu ke
perpustakaan.
Penelitian respon psikomotor
selanjutnya adalah tentang keaktifan siswa dalam melakukan peminjaman buku
perpustakaan. Dari penelitian tersebut didapat data 79,35% atau 73 orang siswa
rutin melakukan peminjaman koleksi perpustakaan dan sebanyak 20,65% atau 19
orang siswa yang tidak rutin melakukan peminjaman. Keaktifan siswa terhadap
peminjaman buku perpustkaan ini dipengaruhi dengan adanya tugas dari bapak/ibu
guru, mengingat bahwa untuk buku teks pelajaran di perpustaakan widyatama tidak
dibagikan kepada siswa, namun siswa melakukan
peminjaman secara pribadi kepada perpustakaan. Dengan adanya tugas atau
pekerjaan rumah maka siswa akan lebih sering meminjam buku ke perpustakaan.
Selain itu karena didalam perpustakaan widyatama hampir 88 % koleksinya dalah
buku mata pelajaran sehingga siswa sering melakukan peminjaman.
Respon psikimotor yang diteliti
selanjutnya adalah sikap kedisiplinan siswa terhadap peraturan atau tata tertib
perpustakaan yaitu 81,53 % atau 75 orang siswa disiplin terhadap peraturan dan
sisanya 18,47% atau 17 orang siswa kurang disiplin terhadap peraturan.
Kedisiplinan siswa ini dapat ditinjau dari ketepatan siswa dalam melakukan
pengambalian terhadap buku atau koleksi perpustakaan yang mereka pinjam. Dengan
mematuhi peraturan lain seperti meminjam maksimal 3 buah buku baik itu buku
pelajaran maupun buku bacaan, kedisiplinan untuk tidak membawa makanan dan
minuman kedalam area perpustakaan, kepatuhan untuk menjaga kerapian serta
ketertiban selama didalam perpustakaan dan kepatuhan terhadap segala perarturan
perpustakaan.
Dengan demikian tindakan siswa
terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah intensitas berkunjung,
pemanfaatn koleksi yang ada dan menaati peraturan-peraturan yang ada. Hasil
penelitian menggambarkan bahwa pada umumnya tindakan siswa dalam memanfaatkan
perpustakaan Widyatama SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja termasuk kategori baik
dengan adanya prosentase nilai baik yang didapat paling tinggi dari yang
lainnnya.
Perpustakaan sekolah merupakan
bagian penting dari program penyelanggara pendidikan tingkat sekolah yang
memiliki fungsi dan manfaat untuk mendukung penyelenggaraan perpustakaan
sekolah. Menurut Yusuf (2007) perpustakaan sekolah memiliki empat fungsi umum ,
yaitu (1) fungsi edukatif adalah secara keseluruhan segala fasilitas, sarana dan
prasarana perpustakaan sekolah terutama koleksi dapat membantu murid dalam
proses belajar; (2) fungsi informatif dari perpustakaan sekolah adalah
mengupayakan penyediaan koleksi yang bersifat memberi tahu akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan guru dan murid; ( 3) fungsi kreasi bukan
meupakan fungsi utama, namun sangat penting kedudukannya dalam upaya
peningkatan intelektual dan inspirasi; (4) fungsi riset membuat koleksi yang
ada diperpustakaan sekolah menjadi bahan untuk melakukan riset atau penelitian.
KESIMPULAN
Berdasar hasil penelitian
dan pembahasan tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa dari segi aspek
kognitif siswa SD
Negeri Karagrau UPK Sokaraja bahwa (1) siswa telah memahami tentang keberadaan
dan fungsi perpustakaan (2) siswa telah mengetahui koleksi buku didalam
perpustakaan. Dari segi aspek afektif (perasaan) siswa SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja bahwa (1)
siswa merasa senang berkunjung ke perpustakaan (2) siswa merasa tidak nyaman
saat membaca didalam perpustakaan (3) siswa merasa puas dengan pelayanan dan
keramahan petugas perpustakaan. Dari segi aspek psikimotor
(kecenderungan bersikap )
siswa SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja (1) siswa telah aktif melakukan
peminjaman bahan pustaka di perpustakaan (2) siswa telah bersikap disiplin dengan
mematuhi tata tertib di perpustakaan.
Saran
penulis bahwa dalam menindaklanjuti hasil penelitian tersebut diatas diharapkan
adanya perbaikan dan penambahan koleksi perpustakaan selain buku mata
pelajaran. Dalam sarana dan prasarana diharapkan dapat ditingkatan dengan
memasang alat pendingin (kipas angin atau AC) didalam perpustakaan sehingga
siswa merasa lebih nyaman saat berkunjung didalam perpustakaan. Diharapkan jika
perpustakaan Widyatama SD Negeri Karangrau UPK Sokaraja dapat melakukan dan
memenuhi kebutuhan serta sarana prasana didalam perpustakaan maka akan
meningkatkan keaktifan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki,
Sulistio (2010) Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka
Nazir (1988)
Metode Penelitian Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka
Sarwono, J.
(2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta :
Graha ilmu.
Yusuf, Pawit
M. 2007. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah.
Jakarta:Kencana.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Departemen P dan K
Sutarno NS.
2003. Perpustakaan dan Masyarakat.Jakarta: Yayasan
Obor.Indonesia